Survey seismic merupakan salah satu
kegiatan eksplorasi minyak dan gas yang menggunakan metode geofisika dengan
pemanfaatan penjalaran gelombang di bawah permukaan menggunakan sumber getar dan
penerima getar yang dibentang di atas permukaan tanah. Sumber getar
menghasilkan gelombang pantul ke dalam tanah dan dipantulkan kembali ke
permukaan oleh lapisan-lapisan batuan yang akan diterima penerima getar.
Hasilnya berupa penampang lapisan batuan bawah permukaan yang berguna untuk
mencari sumber potensial cadangan minyak dan gas
Survey seismic merupakan salah satu kegiatan eksplorasi minyak dan gas yang menggunakan metode geofisika dengan pemanfaatan penjalaran gelombang di bawah permukaan menggunakan sumber getar dan penerima getar yang dibentang di atas permukaan tanah. Sumber getar menghasilkan gelombang pantul ke dalam tanah dan dipantulkan kembali ke permukaan oleh lapisan-lapisan batuan yang akan diterima penerima getar. Hasilnya berupa penampanglapisan batuan bawah permukaan yang berguna untuk mencari sumber potensial cadangan minyak dan gas.
Kegiatan survey seismic tidaklah mudah, kegiatan ini memerlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antara company, main contractor dan sub-contractor.
Company
adalah pihak yang memberikan pekerjaan kepada pihak Main contractor.
Main
contractor adalah pihak pelaksana yang memberikan supervisi kepada
pihaksub-contractor untuk membantu pelaksanaan di lapangan. Umumnya
pihakcontractor ini memiliki lebih dari satu sub-contractor.
Sub-contractor adalah pihak yang membantu main contractor
dalam pekerjaan yang berhubungan dengan kehumasan, kegiatan topografi, rintis,
titian, pengeboran dangkal dan pengisian bahan peledak serta pekerjaan perekaman
data.
Sebagai
pendukung kegiatan, pihak pelaksana terdapat beberapa Department, yaitu:
• Department Kehumasan; bertanggung jawab
pada kegiatan sosialisasi tingkatpermerintah propinsi hingga perorangan pemilik
lahan yang terkena lintasan guna memperlancar kegiatan survey seismik serta
sebagai pengumpul data pemilik lahan (inventory) dan kerusakan yang terjadi
akibat kegiatan survey seismic (damage claim) di sepanjang lintasan seismic.
• Department Topografi; bertanggung jawab
dalam menentukan koordinat receiver dan shoot point yang sesuai dengan
koordinat teoritik yang telah ditentukan dalam desain survey.
• Department Seismologist; bertanggung
jawab pada kegiatan pengeboran dan pengisian bahan peledak serta perekaman
data.
• Department Processing; bertanggung jawab
pada pengolahan data yang diperoleh dari hasil perekaman, guna mengetahui
geometri data dan hasil perekaman data secara cepat dan diharapkan dapat
memberikan saran kepadadepartment Seismologist dan Observer untuk perekaman
data pada hari berikutnya.
Selain
semua Department tersebut diatas, adapula tim pengontrol kualitas pekerjaan di
lapangan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dalam kegiatan survey
seismic. Tim tersebut dinamakan QC (Quality Control) tim yang berperan sebagai
company man.
Departemen Topography
Department topografi memiliki peran yang sangat penting
dalam pelaksanaan teknis di lapangan, karena survey topografi adalah proses
awal penentuan koordinat (X, Y, Z) yang akan digunakan pada tahapan-tahapan
berikutnya hingga tahap akhir yaitu pengolahan data.
Tahapan
dalam survey topografi:
1. Orientasi Line
Setelah pihak company menentukan lintasan yang dikehendaki, Department Topografi akan mengeluarkan koordinat teoritik (X,Y), kemudian dilanjutkan dengan pengecekan batas-batas wilayah survey, posisi-posisi lintasan dan akses jalan menuju lintasan tersebut.
2. Jejaring GPS
Setelah diketahui posisi lintasan kemudian dilanjutkan dengan pembuatan jejaring BM (Bench Mark) GPS (Global Positioning System). Pembuatan jejaring BM GPS ini dimaksudkan untuk memperoleh tingkat keakuratan posisi yang baik.
|
|
3. Pengamatan GPS
Pengamatan GPS ini dilakukan setelah BM GPS dipasang
sesuai dengan jejaring GPS yang telah dibuat.Pengamatan GPS ini dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan ketelitian posisi yang akurat untuk setiap
titik BM GPS
4. Pengolahan data GPS
Setelah proses pengamatan dan pengolahan data GPS, departemen topo akan memperoleh nilai koordinat posisi tiap-tiap BM GPS.
5. Membuka Lintasan
Pembukaan lintasan seismik dimulai dari titik BM GPS atau
titik polygon terdekat yang telah memiliki koordinat yang telah pasti (fix).
|
|
Pengukuran lintasan menggunakan Receiver point maupun
shoot point ditandai dengan menggunakan patok, adapun ketentuan warna dan
penomeran disesuaikan dengan kesepakatan. Umumnya ada perbedaan antara patok
receiver point dengan shoot point.Pada survey 2D shoot point genap juga diberi
tanda patok dengan tujuan memudahkan unit drilling apabila harus melakukan
kompensasi bila pada saat kondisi normal tak terpenuhi.
Sedangkan pada survey 3D dikenal SL (Shoot Line) dan RL
(Receiver Line), shoot point berada pada lintasannya sendiri sehingga tidak ada
pengecualian untuk dipasang tanda patok baik shoot point ganjil maupun
genap.
Dari hasil survey topografi, selain diperoleh koordinat
(X,Y,Z) posisi receiver point dan shoot point, diperoleh pula data pendukung
lainnya yaitu peta dan sketch line.
Perijinan dan Sosialisasi
Tahapan awal yang harus dilakukan ialah perijinan.
Perijinan dilakukan mulai dari perijinan tingkat propinsi, kabupaten/kotamadya,
kecamatan, kelurahan hingga tingkat perorangan selaku pemilik lahan yang
terlintasi oleh lintasan seismic.
Perijinan pada tingkat kecamatan hingga pemilik lahan
dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi, guna mengenalkan kepada aparat setempat
dan warga tentang maksud dan tujuan serta tahapan-tahapan kegiatan seismic yang
akan dilaksanakan. Selain itu dilakukan pula perekrutan tenaga kerja lokal dan
pendampingan pendataan pemilik lahan serta pendataan kerusakan yang ditimbulkan
akibat dari kegiatan seismic sepanjang lintasan serta perihal pembayaran ganti
rugi. Pada tahapan ini Department yang berperan adalah Department kehumasan
didampingi oleh Department QC, yaitu QC Humas dan QC Damage Claim
Tahapan Survey Seismic.
Secara diagram dapat digambarkan sebagai berikut .
0 komentar:
Posting Komentar